Thursday, July 19, 2012

Pengertian Budaya Politik,Komponen,Tipe Tipe & Bedasarkan Sikap Yang di Pertunjukan.


A. Pengertian Budaya politik & Pengertian secara umum:
Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat, bangsa, dan Negara yang diyakini sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas politik kenegaraan.

Pengertian budaya politik menurut para ahli :
a. Gabriel Abraham Almond dan Sidney Verba, adalah suatu sikap orientasi yang khas dari warga Negara terhadap system politik dengan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga Negara yang ada dalam sistem itu.
b. Rusadi Sumintapura, adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
c. Samual Beer, adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaimana pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah.
d. Austin Ranney, adalah seperangkat pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama, sebuah pola orientasi terhadap objek-objek politik.
e. Sidney Verba, adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekpresif, dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.
Dari definisi-definisi di atas tampak bahwa budaya politik menunjuk kepada orientasi dan tingkah laku individu / masyarakat terhadap sistem politik.
Menurut Almond dan powell, orientasi individu terhadap sistem politik dapat dilihat dari tiga komponen, yaitu orientasi kognitif,  afektif, dan evaluative.
Orientasi kognitif meliputi berbagai pengetahuan dan keyakinan tentang sistem politik.  Misalnya, pengetahuan seseorang mengenai sistem politik, tokoh-tokoh pemerintahan, kebijakan yang mereka ambil, simbol-simbol yang dimiliki oleh sistem politiknya secara keseluruhan seperti, ibukota Negara, lambang Negara, kepala Negara, batas Negara, mata uang, dll.
Orientasi afektif menunjuk pada aspek perasaan atau ikatan emosional seorang individu terhadap sistem politik, sehingga seorang dapat menerima atau menolak sistem politik tertentu.
Orientasi evaluative yaitu penilaian moral seseorang terhadap sistem politik dengan menggunakan informasi dan perasaan tentang kinerja suatu sistem politik serta penilaian didasarkan pada norma-norma yang dianut dan sepakati bersama.
Ketiga aspek di atas adalah satu kesatuan, misalnya untuk dapat menilai seorang pemimpin, maka seseorang warga Negara harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang si pemimpin.  Pengetahuan seseorang terhadap suatu simbol politik sering mempengaruhi perasaan seseorang terhadap sistem politik secara keseluruhan.

Komponen Budaya Politik
Menurut Ranney, terdapat dua komponen utama dari budaya politik, yaitu orientasi kognitif (cognitive orientations) dan orientasi afektif (affective oreintatations). Sementara itu, Almond dan Verba dengan lebih komprehensif mengacu pada apa yang dirumuskan Parsons dan Shils tentang klasifikasi tipe-tipe orientasi, bahwa budaya politik mengandung tiga komponen obyek politik sebagai berikut.

Orientasi kognitif : yaitu berupa pengetahuan tentang dan kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan outputnya.

Orientasi afektif : yaitu perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan pe-nampilannya.

Orientasi evaluatif : yaitu keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan.


Tipe-tipe Budaya politik 
Berdasarkan Orientasi Politiknya
Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. dalam masyarakat ini tidak ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang ada, baik peran yang bersifat politis, ekonomis atau religius.
Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekuensi orientasi mengenai struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah dan secara efektif mereka di arahkan pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa tidak suka. Intinya, dalam kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan yang memadai tentang sistem politik secara umum serta proses penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah.
Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.

Berdasarkan Sikap Yang di pertunjukan
1. Budaya Politik Militan
budaya militan tidak memandang perbedaan sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi melihat sebagai usaha jahat dan menentang. Bila terjadi krisis, yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan peraturannya yang mungkin salah.
2. Budaya Politik Toleransi
Budaya politik toleransi adalah budaya politik yang pemikirannya berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai. Budaya politik ini berusaha mencari konsensus yang wajar, yaitu selalu membuka pintu untuk kerja sama. Yang dilakukan budaya politik ini adalah sikap netral atau kritis terhadap ide orang, bukan curiga terhadap orang.

1 comment: